Senin, 31 Mei 2010

Konsinyering

Satu setengah bulan lalu saya bertemu sebuah kata yang benar-benar tidak bisa saya mengerti maksudnya: Konsinyering. Ikhwalnya, ada undangan untuk para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengikuti konsinyering. "Ah, sebodo amat!" kataku dalam hati waktu itu. Saya ketemu kata itu siang hari.

Besok malamnya, saya datang ke Hotel Le Meredian untuk tahu apa itu konsinyering. Tiba sekitar pukul 18.00, terlihat sajian makanan serba mewah--khas hotel bintang lima. Sayang, perut saya cukup kecil; jadi tidak mampu menikmati semua hidangan yang tersedia.

Dalam konsinyering itu, para anggota dewan yang terhormat "dikarantina" selama 3 hari 2 malam di hotel bintang lima untuk membahas secara intensif draft sebuah undang-undang yang sedang mereka garap.

"Oh, begitulah konsinyering," kesimpulan saya. Para anggota dewan dikarantina di sebuah hotel mewah, dengan makanan serba mewah, fasilitas serba lux, GRATIS! dan di akhir rapat mereka diberi uang saku. Harapannya, mereka bisa benar-benar fokus dan mencurahkan tenaga dalam membahas suatu persoalan tertentu.

Belakangan saya tahu, ternyata untuk membahas sebuah undang-undang, tidak cukup hanya sekali konsinyering. Untuk undang-undang "X" saja--yang saya tahu--sudah diadakan 3 kali konsinyering: di Bandung, di Hotel Le Meredien, dan di Shangri-La.

Saya bertanya-tanya, apa urgensinya konsinyering semacam itu? Saya tidak tahu pasti berapa anggarannya, tetapi saya kira sekali konsinyering bisa ratusan juta dihabiskan. Itu untuk satu komisi, satu rancangan undang-undang. Apakah di gedung parlemen mereka tidak bisa berapat sehingga perlu dikarantina di hotel? Gedung parlemen tidak kekurangan ruang rapat. Ruangannya pun ber-AC amat dingin. Setiap kali rapat disuguhi makanan. Jadi, mengapa harus ke hotel? Masih mending kalau ketika konsinyering di hotel itu para senator kita yang terhormat benar-benar berapat. Toh, ada juga yang cuma ngrokak-ngrokok, meninggalkan ruang rapat tanpa alasan yang jelas, di ruang rapat sibuk menghabiskan snack daripada mikirin draft undang-undang.

Huh... borosnya negara ini!!!

Konsinyering

Satu setengah bulan lalu saya bertemu sebuah kata yang benar-benar tidak bisa saya mengerti maksudnya: Konsinyering. Ikhwalnya, ada undangan untuk para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mengikuti konsinyering. "Ah, sebodo amat!" kataku dalam hati waktu itu. Saya ketemu kata itu siang hari.

Besok malamnya, saya datang ke Hotel Le Meredian untuk tahu apa itu konsinyering. Tiba sekitar pukul 18.00, terlihat sajian makanan serba mewah--khas hotel bintang lima. Sayang, perut saya cukup kecil; jadi tidak mampu menikmati semua hidangan yang tersedia.

Dalam konsinyering itu, para anggota dewan yang terhormat "dikarantina" selama 3 hari 2 malam di hotel bintang lima untuk membahas secara intensif draft sebuah undang-undang yang sedang mereka garap.

"Oh, begitulah konsinyering," kesimpulan saya. Para anggota dewan dikarantina di sebuah hotel mewah, dengan makanan serba mewah, fasilitas serba lux, GRATIS! dan di akhir rapat mereka diberi uang saku. Harapannya, mereka bisa benar-benar fokus dan mencurahkan tenaga dalam membahas suatu persoalan tertentu.

Belakangan saya tahu, ternyata untuk membahas sebuah undang-undang, tidak cukup hanya sekali konsinyering. Untuk undang-undang "X" saja--yang saya tahu--sudah diadakan 3 kali konsinyering: di Bandung, di Hotel Le Meredien, dan di Shangri-La.

Saya bertanya-tanya, apa urgensinya konsinyering semacam itu? Saya tidak tahu pasti berapa anggarannya, tetapi saya kira sekali konsinyering bisa ratusan juta dihabiskan. Itu untuk satu komisi, satu rancangan undang-undang. Apakah di gedung parlemen mereka tidak bisa berapat sehingga perlu dikarantina di hotel? Gedung parlemen tidak kekurangan ruang rapat. Ruangannya pun ber-AC amat dingin. Setiap kali rapat disuguhi makanan. Jadi, mengapa harus ke hotel? Masih mending kalau ketika konsinyering di hotel itu para senator kita yang terhormat benar-benar berapat. Toh, ada juga yang cuma ngrokak-ngrokok, meninggalkan ruang rapat tanpa alasan yang jelas, di ruang rapat sibuk menghabiskan snack daripada mikirin draft undang-undang.

Huh... borosnya negara ini!!!